Foto : aceh.tribunnews.com
Darah aceh yang mengalir dalam tubuhmu. Memperkenalkan siapa dirimu. Tubuh yang kekar, jiwa yang berani yang engkau miliki bak ksatria.
Tidak ada kata takut bagimu. Bangsamu menjadi penyemangat bagimu.
Gelap malam engkau jadikan teman. Hutan rimba engkau jadikan rumahmu.
Oh panglima...
Semangatmu memperjuangkan hak rakyat begitu besar. Nyawamu bahkan menjadi taruhan. Betapa api semangat itu menyala-nyala dalam darahmu membuat musuhmu gentar seribu langkah mendengar namamu.
Engkau tebarkan senyuman keberanian pada prajuritmu untuk maju pantang menyerah.
Itu engkau wahai panglima tak gentar akan kematian.
Betapa mulianya niatmu. Perjuanganmu begitu nyata dirasakan rakyat aceh.
Engkaulah pejuang sesungguhnya. Engkau pahlawan tanpa jasa itu panglima.
Ketika kematian menjemputmu seakan bumi menangis betapa rakyat aceh seperti kehilangan separuh jiwa.
Sunyi senyap burungpun berhenti berkicau. Engkau sudah lama pergi namun namamu tetap harum di tengah rakyat Aceh.
Engkau wariskan pada generasimu darah pejuang yang harus tetap menyala.
Pengorbananmu sangat besar panglima hingga rakyat aceh bisa merasakan perdamaian.
Panglima.. Jasamu untuk rakyat aceh sungguh luar biasa semoga surga menjadi tempatmu.
Terimakasih panglima.
We will always love you....
