Sebagai muslim yang baik, kita harus tetap mengimani hari akhir, yaitu hari dimana semua isi langit dan bumi akan dicabut kehidupannya oleh Allah swt.
Salah satu tanda semakin dekatnya kita dengan hari kiamat adalah buruknya hubungan antara sesama guru guru, ulama dan tokoh pemuka agama lainnya.
Begitu kira-kira ucapan seorang pria paruh baya pagi itu, tidak pun saya hiraukan ucapannya mengingat saya tidak pernah mengajaknya ngobrol, kebetulan saya lebih dulu datang ke warung kopi "pasar subuh" waktu itu, oleh karena itu sudah dari tadi saya duduk sendirian menikmati secangkir kopi panas. Tanpa komando beliau yang berperawakan hitam manis, badan tegap khas anak pantai itu pun menyeret kursi dan duduk disamping saya.
Asai ka toe uroe kiamat, teungku ngon teungku meusaeng, meukheun-kheun, meupubrok-pubrok, meu beda beda peugah hukum mangat deuh careng, dan sama sama peusalah.
Suatu saat ketika kiamat mulai mendekat, ulama akan ribut dengan sesama ulama, saling upat dan fitnah, membedakan fatwa hukum dengan sengaja supaya nampak org laen salah (dirinya saja yang benar)
Ada benarnya juga saya fikir waktu itu. Apakah benar seperti itu teungku? Tanya saya.
Iyaa, buktinya sekarang ada 3 pesantren di kampung kita, dan ke tiga-tiganya kurang harmonis, saling hadang dan saling tekel dalam semua hal juga terlihat jelas bagi kita awam.
Saling ejek dan perang kata-kata pun sudah lumrah terjadi,
Lagee teungku manah uroe nyan, geujak peugah hukom iseulam atra geukalen bak buku, panena kujak dinge sigam bangai nyan tema ata bak buku icok. Lheuh nyan geupeugah lom bak gop bahwa dayah long nyan dayah proyek. Oooo begitukah? Ujar saya sedikit lebih serius dari sebelumnya.
Iyaa jelas dong, hukum haruslah dari kitab..begitu katanya.
Respon saya, bukannya dalam bahasa arab semua disebut kitab? Al-kitabun (buku), di Arab sana buku plajaran matematik pun kitab, apakah semua buku yang dibilang "Kitab" oleh orang arab sudah bisa dijadikan patokan hukum? Dan apakah semua buku tidak bisa dijadikan rujukan penjelasan untuk yang tidak bisa bahasa arab?
Siat beh troh teulepon (sebentar ya ada yang menelfon), dia pun beranjak beberapa meter dari saya, pastinya supaya beliau fokus berbincang-bincang lewat hp (husnuzzan)
Sesaat beliau selesai telfonan, dia pun kembali duduk disamping saya (terlihat dia minum kopi buru-buru).Hhmmm Tanda kiamat memang sudah dekat dan sudah semakin dekat sekali, saya kembali masuk ke topic pembicaraan sebelumnya. Kenapa kamu begitu terlihat risau? Tanya teungku
Saya baru saja melihat seorang pemuka agama berbicara buruk terhadap pemuka agama lainnya. Tanda kiamat bukan?
Sang teungku pun sadar bahwa baru saja dia mengatakan hal yang buruk terhadap teungku lain.
(memandang langit) seraya berkata "Yang itu bukan lah tanda kiamat, karena perdebatan antara orang alim dan orang alim lainnya merupakan rahmat bagi orang awam."
Respon saya : (garuk garuk kepala sambil bingung), debat kok tidak saling berhadapan ya,.???..katanya debat, beda sama upat dimana?