Yuhu, Stemians ...
Berasa gimana gitu ya baca judulnya. Hehehe. Tapi, seriusan deh memang kayak begitu keadaannya. Jadi IRT dari zaman dulu sampai sekarang memang luar biasa keren. Satu profesi yang nggak pernah ada gajinya. Sama kayak jadi seorang Ibu. Kecuali ada dari perempuan menjadikan ini sebagai profesi bayaran, ya.
Ah, tapi saya nggak mau bahas masalah itu.
Saya cuma ingin memberikan gambaran kalau seorang IRT alias ibu rumah tangga itu butuh yang namanya waktu lebih dari 24 jam/hari. Bayangin saja, mata melek dimulai jam sebelum shubuh. Setelahnya sudah bak, bik, buk sama urusan dapur. Menyiapkan segala kebutuhan keperluan suami ke kantor dan anak sekolah. Nggak jarang, IRT ngantar anak sekolah dulu sebentar, baru pulang lagi. Di rumah bak, bik, buk merapikan rumah.
Pokoknya pekerjaan IRT itu nggak pernah lepas dengan yang namanya nyapu, ngepel, nyuci piring, nyuci baju, jemur pakaian, setrika, dan sebagainya. Wew, buanyak? Iya, dan dilakukan dari hari ke hari. Begitu saja. Semuanya diatur sambil ngurus anak pula.
Apakah melelahkan? Kalau ditanya lelah, kayaknya semua pekerjaan yang menguras tenaga itu pasti melelahkan, ya. Bedanya kalau itu dilakukan dengan ikhlas dan fun, ya easy going aja sih jalaninnya.
Apakah semua pekerjaan itu nggak boleh dibantu? Kata siapa? Kalau dalam rumah tangga ada biaya untuk membayar asisten rumah tangga, nggak jarang kok IRT melakukan itu. Tentu dengan diskusi dulu sama misua atau suami, ya. Bisa juga pakai jasa laundry kiloan yang per/kg kisaran 6000 - 7000. Jadi, urusan nyuci baju, jemur pakaian, dan setrika sudah diringankan oleh jasa mereka.
Pun kalau beberapa pekerjaan sudah diambil alih sama jasa laundry, tetap ada IRT yang masih kelelahan karena urusan merapikan rumah itu bukan pekerjaan yang 5 menit langsung beres. Belum lagi disambi momong anak. So, bagi saya pribadi yang namanya Me Time buat seorang IRT itu penting banget.
IRT butuh yang namanya me time. Baca novel, salah satunya via youtvillage.co.zw
Nggak usah mahal-mahal, karena kadang dengan mie rebus pedas itu sudah endes. Cuma dengan baca beberapa halaman novel, sudah semangat. Atau nonton drama Korea udah seger lagi, tapi tetap harus ingat waktu nontonnya. Hahaha. Karena kadang kalau sudah nonton film itu suka lupa sama dunia nyata.
Dan satu lagi yang menjadikan IRT nggak terisolir adalah adanya internet. Bagi IRT yang nggak doyan ke luar rumah, kehadiran internet membuka dirinya dan dunia luar, saling mengenal. Dari sana, bukan cuma bisa kenal dengan orang baru, melainkan juga bisa terhubung dengan teman-teman lama yang akhirnya bertemu di group seperti whatsapp.
Dari sini, jelas IRT harus hari-hati dalam menghadapi internet! Jangan sampai karena keasyikan berselancar di internet, malah pekerjaan rumah dan urusan anak nggak ditangani dengan baik. Inilah dampak sangat negatif dari internet. Ini sudah terjadi pada beberapa IRT. Seolah kehadiran internet menjadi ajang "balas dendam" yang selama ini seolah mengartikan hidupnya sudah terkekang dengan sebuah pernikahan.
IRT yang jalankan pekerjaan online sambil urus anak via parenthink.net
Lalu, bagaimana internet menjadi hal positif bagi IRT? Ah, saya tahu banget caranya! Hihihi. Secara saya termasuk salah satu dari sekian banyak IRT yang menjadikan internet sebagai "kebaikan".
- Menuntut ilmu itu bisa dari internet.
Kalau banyak IRT sedih karena nggak bisa ikut seminar offline ini dan itu, ternyata internet itu bisa menjadi media untuk belajar. Sebut saja ini sebagai seminar online. Aplikasinya banyak. Yang pernah saya pakai Go To Meeting. Tapi sekarang mengeruk ilmunya dari Youtube, Facebook, Telegram, Whatsapp, Zoom, Google, dan Stemit tentu saja. Ilmu yang biasa saya pelajari seputar menulis, parenting, dan bisnis. Tuh, asyik, kan?
- Membuka dan menjalankan pekerjaan online.
Zaman sekarang itu bisa dibilang zaman milenia. Zaman digital. Segala yang dilakukan kebanyakan terhubung sama yang namanya internet. Dunia ini menghubungkan antara satu dengan banyak orang di dunia ini. Nggak cuma sekadar, misal di Tangerang saja, Jakarta saja, atau Indonesia saja. Lebih dari itu, internet membuat hubungan jarak jauh antar negara.
Nah, dengan pekerjaan online artinya IRT membuka peluang bagi dirinya untuk bekerja tanpa meninggalkan tugasnya sebagai IRT. Terutama untuk bisa selalu menemani anak. Tinggal dibuat manage waktunya saja, kapan IRT harus mengurus pekerjaan rumah, kapan mengurus anak, kapan menjalankan pekerjaan, atau kapan melakukan ketiganya di satu waktu.
Dan TADAAAA! Saya bisa melakukan itu! Artinya Stemians yang IRT juga bisa melakukan hal yang sama seperti saya. Jadi tetap semangat ya wahai Ibu-ibu. Yes, yes!