Sahabat , !
Ketika kita berbicara istiqamah direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung tidak mungkin jadi rembulan, sebab setiap orang membacamu dengan pengalaman dan pemahaman yang berbeda, teruslah melangkah selama engkau berada dijalan yang benar, meski terkadang kebaikan tidak selalu dihargai, tidak perlu repot-repot menjelaskan tentang dirimu, karena yg menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak pecaya itu,
Shabat , , !
Hidup itu bukan siapa yang terbaik, tapi siapa yg mau berbuat baik, jika didhalimi orang, jngan berfikir balas dendam, tapi berpikirlah membalasnya dengan kebaikan, karena tuhan kita maha baik, dan upayakan agar orang lain juga ikut merasakan kebaikan sebagaimana yang telah kita peroleh dari yang maha baik, ,
jangan mengeluh, tapi teruslah berdoa, bersyukur dan bersabar serta istiqamah.
Mungkin orang tak beriman berkata. Sabar itu ada batasnya, tapi tidak bagi orang beriman, sabar itu tanpa batas, bahkan menjadi pelengkap keimanan, jadi sabar itu menerima dahulu kehadiran tamu mulia yg bernama masalah, sebelum kita melepaskannya, sebab kita tak mudah melepas kan sesuatu yang belum kita terima. Masalah itu akan mudah brpamitan bila sudah kita jamu, dengan bersabar serta bersyukur, dan istiqamah.
Sebab sabar itu bukan betapa sedikit yang kita terima.
Istiqamah itu bkan seberapa lama kita siap menderita,
sabar itu bukan seberapa lama kita menunggu, seberat apa kita ditekan, sebarapa pahit kita diuji,
tapi ,
Seberapa hebat tekanan itu mampu mengcreit gagsan dan ketrampilan diri untuk lepas dari tekanan tersebut, dan disaat itu pula kita berhasil menemukan kebahagiaan, laksana cahaya diujung terowongan yang gelab.
Sababat . ,!
Yang akhirnya menerangi kebahagiaan hakiki yang tidak diperoleh kecuali mereka yang mendapat rahmat Allah, . 