The Cultural Parade as an Event for Promotion and Cultural Preservation
Indonesia is a country located on the Continent of Southeast Asia, which has tens of thousands of islands.
Of the thousands of islands, there are five large islands that have a vast territory with a large population, namely Papua Island, Kalimantan Island, Sumatra Island, Sulawesi Island and Java Island.
Indonesia is referred to as the Archipelago State based on the decision of the United Nations Convention on the Law of the Sea which means a State composed entirely of one large or more archipelagic cluster and may include other islands, in Chapter IV The Convention also provides that the archipelagic cluster means a cluster of islands including parts of the island, the waters among the clusters of islands and other natural forms which are so closely related to one another so that the cluster of islands, waters and other natural forms are an essential geographic and political unity , or has historically been considered a unity thus the territory of an archipelagic State may draw a baseline / straight base of the archipelago that connects the outermost points of the islands and the outermost dry crust of this archipelago. (Source: Wikipedia)
As an archipelago, of course, Indonesia has a variety of ethnic and cultural customs, one of the tribe of Aceh who inhabit the tip of the island of Sumatra.
With the diverse number of tribes that exist, and spread throughout the province in Indonesia, of course very difficult to know him. Let alone see it closely.
In an effort to introduce and promote, as well as to preserve the various ethnic and cultural customs, in addition to making literature and reading books, the Government of Indonesia through the relevant offices in each region, often held a cultural festival.
One example is a cultural parade held every year or day after the anniversary of the Independence Day of Indonesia.
In the parade followed by students, ranging from Kindergarten, Elementary School, Junior High School to High School, in addition to displaying a variety of traditional clothing almost from all the tribes that exist, there are also parade of ornamental vehicles.
Usually the march was carried out with a longmarch, down the street protocol, accompanied by drumband from school dab art studio that exist.
Not a few people who want to watch the carnival and immortalize it. Since before the parade began, they had packed the path that the parade would take.
Not infrequently the cultural parade was also witnessed by foreign tourists who happened to be in the area. Even tourists are not to be outdone by local residents to jostle watching the parade, mengabadikanya, and self-portraise with participants parade. (by @bim
Pawai Budaya sebagai Ajang Promosi dan Pelestarian Budaya
Indonesia merupakan sebuah Negara yang terletak di Benua Asia Tenggara, yang memiliki puluhan ribu pulau.
Dari ribuan pulau tersebut, ada lima pulau besar yang memiliki wilayah sangat luas wilayah dengan jumlah penduduk yang banyak, yakni Pulau Papua, Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi dan Pulau Jawa.
Indonesia disebut sebagai Negara Kepulauan berdasarkan hasil keputusan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut yang berarti suatu Negara yang seluruhnya terdiri dari satu gugus besar atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain, dalam Bab IV Konvensi ini menentukan pula bahwa gugusan kepulauan berarti suatu gugusan pulau-pulau termasuk bagian pulau, perairan di antara gugusan pulau-pulau tersebut dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lainnya demikian eratnya sehingga gugusan pulau-pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya tersebut merupakan suatu kesatuan geografi dan politik yang hakiki, atau secara historis telah dianggap sebagai satu kesatuan dengan demikian wilayah sebuah Negara Kepulauan dapat menarik garis dasar/pangkal lurus kepulauan yang menghubungkan titik-titik terluar pulau-pulau dan karang kering terluar kepulauan ini. (Source: Wikipedia)
Sebagai Negara Kepulauan, tentunya Indonesia memiliki beragam suku dan adat budaya, salah satunya suku Aceh yang mendiami ujung Pulau Sumatera.
Dengan beragamnya jumlah suku yang ada, dan tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, tentunya sangat sulit sekali untuk mengenalnya. Apalagi melihatnya secara dekat.
Sebagai upaya untuk memperkenalkan sekaligus mempromosikan, serta melestarikan ragam suku dan adat budaya yang ada, selain membuat literatur dan buku bacaan, Pemerintah Indonesia melalui dinas terkait disetiap daerah, sering menggelar festival budaya.
Salah satu contoh adalah pawai budaya yang dilaksanakan setiap tahun atau sehari setelah peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia.
Dalam pawai yang diikuti oleh para pelajar, mulai dari Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas, selain menampilkan ragam pakaian adat hampir dari seluruh suku yang ada, juga ada pawai kendaraan hias.
Biasanya pawai itu dilaksanakan dengan longmarch, menyusuri jalan protokol, diiringi drumband dari sekolah dab sanggar seni yang ada.
Tidak sedikit masyarakat yang ingin menyaksikan karnaval dan mengabadikannya. Sejak sebelum pawai dimulai, mereka sudah memadati jalan yang akan dilintasi oleh peserta pawai.
Tak jarang pawai budaya itu turut disaksikan oleh wisatawan mancanegara yang kebetulan sedang berada di daerah itu. Bahkan wisatawan tersebut tidak mau kalah dengan penduduk lokal untuk berdesak-desakan menyaksikan pawai, mengabadikanya, serta berfoto selfi dengan peserta pawai.