"Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani"
Itulah tiga kalimat ajaran Ki Hajar Dewantara yang masih sangat populer sampai sekarang. Tiga kalimat tersebut memiliki makna kira-kira begini :
Ing ngarsa sung tulada : Di depan, seorang pendidik harus memberikan teladan atau contoh tindakan yang baik.
Ing madya mangun karsa : Di tengah, seorang pendidik harus melahirkan prakarsa dan ide.
Tut wuri handayani : Dari belakang seorang pendidik harus mampu memberikan dorongan dan bimbingan.
Kalimat tersebut di atas lebih ditujukan kepada pendidik atau guru. Banyak juga yang menerapkan konsep itu dalam kehidupan sehari, terlebih dalam dunia kepemimpinan. Sampai sekarang kalimat Tut wuri handayani dapat kita temukan pada logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Ki Hajar Dewantara adalah orang yang sangat berpengaruh dalam mempopulerkan semboyan di atas. Beliau dikenal sebagai tokoh dan pelopor pendidikan pada masa perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mulai mendirikan dan mengembangkan Sekolah Taman Siswa.
Ki Hajar Dewantara Lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Untuk menghormati perjuangan dan jasa-jasanya, pada November 1959, pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden menetapkan beliau sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, dan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Sampai sekarang masih diperingati setiap 2 Mei.
Hari ini, 2 Mei 2018. Sudah 59 tahun Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional. Dan akan terus diperingati pada tahun-tahun yang akan datang. Tujuan dari memperingati sebenarnya untuk menghormati perjuangan orang terdahulu, dan menjadi tolak ukur kemajuan pendidikan Indonesia setiap tahunnya.
Pendikan yang baik merupakan salah satu turunan dari cita-cita Bangsa Indonesia. Dengan mewujudkan pendidikan yang baik maka akan melahirkan manusia beriman, bertaqwa, berkarakter, cerdas, dan memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mewujudkan itu semua bukan saja tanggung jawab tenaga pendidik. Akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama dalam mewujudkannya.