Ketika kata mimpi terucap, maka tidur yang senantiasa terbanyang. Sebab mimpi selalu datang disaat tidur. Mimpi laksana bunga di taman terkadang tumbuh dan bersemi atau bahkan terkadang ia layu dan mati. Mimpi datang tanpa pernah diundang dan menghilang dalam penantian.
Tapi disaat kita rajut lebih dalam mimpi tidak hanya datang dalam tidur malam, tetapi mimpi juga datang disaat mata masih belum terpejam. Mimpi itu akan membuat kita memilih dan menentukan jalan yang harus ditempuh oleh langkah kehidupan. Mimpi akan membuat kita memilah dan memilih sehingga kita akan berbeda. Mungkin inilah yang disebut dengan cita-cita.
Makna mimpi telah memberikan berjuta alasan mengapa sang mimpi banyak berada di permukaan langit sana yang tidak berguna pada saat dibiarkan tergantung tanpa diizinkan menbentuk diri menjadi butiran hujan. Mimpi tetaplah mimpi yang tidak akan memilik makna jika tidak dibiarkan diri untuk mengubah menjadi impian. Bagitu juga sebuah impian akan tetap menjadi kebohongan jika tidak dibiarkan untuk membentuk dalam perwujudan. Jika mimpi dalam tidur datang tidak diundang apalagi diduga, maka mimpi dalam kehidupan harus diwujudkan dengan target dan perencanaan.
Tidur tanpa mimpi, maka yang ada hanya kehampaan. Tidur hanya sebagai media saja untuk melepaskan kelelahan. Begitu juga dengan kehidupan tanpa mimpi hanya sekedar lahir lalu mati. Mimpi bukan tidak bisa berubah menjadi kenyataan, banyak orang-orang besar berawal dari mimpi dan dunia banyak mencatat. Karena mimpi merupakan salah satu kekuatan untuk bergerak dengan penuh kebebasan. Jika tidak punya mimpi maka bersiaplah mati dalam keadaan tidak berguna, karena kehidupan tanpa mimpi adalah kehidupan tanpa arah dan rentan tersesat.