Organisasi ini mengharapkan nantinya orang-orang gunung ini akan memberontak terhadap pendudukan Suku Jawa yang dikirim dari pulau jawa untuk mendiami wilayah mereka.
Oleh karena itu mereka mengajak siapa saja yang simpati pada gerakan separatis ini untuk ikut dan akan dikirim ke Libya untuk dilatih. Namun, semua rencanan itu harus tetap dijaga kerahasiaannya. Musuh tidak boleh tahu kalau Amerika berada di balik pelatihan bagi para pemberontak ini. Yang dimaksud dengan musuh adalah dua belah pihak yaitu Tentara Nasional Indonesia dan orang jawa itu sendiri, oleh karena itu puncak gunung ini dirasakan menjadi tempat yang tepat untuk menjalankan misi ini.
Sebuah pesawat angkut barang yang dipenuhi oleh orang-orang penggunungan Gayo yang ketakutan mendarat di Tripe Jaya, sebuah pangkalan angkat udara yang berada didekat air terjun Kolam Biru Rembele. Bus-bus yang kacanya tertutup rapat agar terlindungi dan tidak terciumi oleh musuh diam-diam menyelinap kelapangan terbang untuk menyemput para penumpang pesawat. Perjalanan dan kisah ini dimulai pada malam hari.
Mereka menuju kearah barat, menanjak dan langsung menuju kearah pengunungan Abong-Abong dan truk-truk serta pengangkut bahan makanan yang berasal dari Kota Takengon, sebuah pos tentara yang mereka lewati, bergabung dalam konvoi itu. Petugas tentara nasional Indonesia yang bertugas didalam kotak penjangaan di pos itu memandang dengan heran dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi di hadapan mereka.
Rangkaian kenderaan itu terus mengendap-ngendap mendaki menuju puncak penggunungan, yang di tempat itu udara terus semakin dingin. Mereka sebisa mungkin menghindari jalan-jalan utama dengan cara mencari jalan-jalan alternatif yang sempit melalui kampung-kampung yang telah lama terlupakan di lembah Pegunungan Abong-abong, dengan jendela tertutup embun para penumpang bus mengantupkan jeket mereka rapat-rapat.
Udara semakin lama semakin dingin dan semakin gelap serta suasanya semakin sunyi. Mereka merayap secara berlahan-lahan melalui hutan lindung terus mendaki melalui jalan tikus yang mendaki.
Udara semakin menipis dan mahluk hidup semakin jarang mereka temui seiring dengan semakin banyaknya jumlah mil-mil yang mereka lalui. Konvoi itu akhirnya berbelok menuju jalan tanah dan memasuki Kamp Boer Nibies, lokasi rahasia pelatihan di pegunungan yang menjadi tujuan mereka. Sebuah lokasi yang telah ditutup sejak Perang Darul Islam.