Ketika Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo berkunjung ke Bireuen pada acara Kenduri Kebangsaan yang digelar di Sukma Bangsa, Sabtu (22/2/2020) ia meminta seorang ibu menyebut nama - nama ikan. Perempuan paruh baya menyebut nama ikan mulus, yang ia terjemahkan secara literal dari geumulôh, ikan bandeng dalam bahasa Aceh.
Ketika ibu tersebut menyebut nama ikan mulus, gemuruh tawa bergemuruh, bahkan hingga ke ruang maya di media sosial. Ibu itu dengan keterbatasannya telah berhasil membuat kelucuan, menghadirkan hal jenaka di depan publik. Selucu dan sejenaka orang - orang yang katanya anti kepada Jokowi, tapi berebut berfoto bersamanya di acara yang digagas oleh Ketua Umum Partai NasDem H. Surya Paloh, putera Aceh yang berjaya di ibukota.
Geumulôh alias bandeng bukan produk tambak endemik Bireuen. Ikan yang habitat aslinya di laut itu, merupakan ikan yang ada di banyak tempat di Indonesia. Tapi di Aceh, ikan tersebut identik dengan Bireuen.
Kabupaten Bireuen yang oleh Bustanil Arifin diakui sebagai Kota Juang, modal perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui palagan Medan Area, merupakan salah satu daerah penghasil bandeng terbaik di Sumatera. Rasa ikan bandeng Bireuen sangat lemak, manis dan tidak berbau lumpur.
Di daerah penghasil pinang , kelapa, dan pernah dikenal sebagai sentra palawijaya terbaik di Aceh, bandeng merupakan hasil tambak yang menjadi pilihan banyak orang sebagai lauk utama ketika menggelar hajatan apapun.
Geumulôh teu'crah merupakan salah satu jenis kuliner asal Bireuen yang paling terkenal, selain mulôh panggang. Mulôh teu'crah dimasak di banyak hajatan, baik pesta perkawinan, peringatan kematian, dan segala macam perjamuan lainnya.
Apakah Anda sudah pernah menikmati lezatnya geumulôh teu'crah? Kalau belum, segeralah ke Bireuen.