Kita pernah merasa asing dan tidak mau tahu bahwa malam lebih indah dibandingkan langit biru yang kadang-kadang terhalangi kawanan awan-awan putih. Dan mereka hanya tertawa saja, dan sebenarnya mereka tidak perduli akan apa yang ingin diungkapkan oleh kita.
Bagi mereka menyukai warna birunya langit karena luas lagi tinggi, indahnya sebuah kebebasan, dan sebuah kenyataan yang tidak pantas dihindarkan.
Bagi kita menyukai warna gemerlapnya langit dikala malam itu karena keindahan, penuh ketenangan, kedamaian serta ketiadaan kemunafikan.
Kita sempat sekali menemani mereka menikmati malam. Secangkir kopi yang mereka hidangkan kita acuhkan. Karena sibuk dengan menuliskan kata demi kata pada catatan kecil yang selalu kita bawa saat malam terlukis di langit.
Mereka tidak pernah kita perbolehkan untuk membacanya. Karena ketika lembaran dalam buku kecil itu telah terisi akan dibaca berulang-ulang oleh kita sendiri, dan akan disimpan menjadi sebuah kenangan akan catatan indah bersama malam.
Dalam setiap waktu malam yang dilalui mereka tidak tahu. Kita lebih sering memilih memandang langit kelam berbintang, sambil sibuk membenahi kata demi kata tulisan yang tertulis dimalam sebelumnya. Walaupun catatan kecil itu terkadang terisi oleh kita hanya setengahnya saja. Kita menunggu mereka untuk membiarkan mereka mau membaca catatan kecil itu.
Berbicara malam, yang mengumpulkan cerita berbau akan keindahan malam dan akan selalu terciptakan. Bukankah terkadang
memang malam disembunyikan oleh hujan. Namun tidak berarti kita terhenti menulis malam. Dan memang cukup lama kita menantikan mereka hadir, ketika celotehan burung yang berkicau dipagi hari menyambut hari.
Berharap selalu malam akan kembali datang?
Kita memang tidak pernah akan merasa puas bukan?
Pertanyaan mereka menghentikan langkah kita perlahan. Menghela nafas panjang. Menata senyum kita dengan mereka. Inilah kesempurnaan hidup.
-===-