Dari Wuhan Terbang ke Jakarta Untuk Proses Perpanjangan Visa Dan Izin Tinggal
Saya dari Wuhan terbang ke Jakarta saat itu untuk memperpanjang Visa Student dan ijin tinggal. Kurang lebih saya hampir dua minggu berada di Jakarta. Saat itu kebetulan adik saya sedang magang di Jakarta, ia tinggal di sebuah rumah keluarga yang baik hati dan sangat bertanggung jawab. Nah, selama proses pengurusan perpanjangan visa dan ijin tinggal, saya tinggal bersama adik saya. Jakarta tidaklah seperti kota Utopia yang kita saksikan dalam film-film FTV, kota ini sesak, sangat macet, banyak preman, biaya hidup juga sangat mahal di sini.
Yang paling menyebalkan adalah kemacetannya setiap hari, selain itu juga, menurut penjelasan beberapa orang yang saya temui, mereka mengeluh bahwa banjir memang sudah menjadi tradisi setiapa tahun. Banjir dan kemacetan memang sulit diatasi di Jakarta. Namun selain permasalahan ini, Jakarta juga memiliki kelebihan dan daya tarik tersendiri. Monas adalah simbol Jakarta, jika pergi ke Jakarta tanpa berfoto di Monas, rasanya tidak lengkap bahwa yang bersangkutan pernah ke Jakarta.
Banyak gedung pencakar langit di sini. Mungkin gedung pencakar langit hanyalah metafora, seringgi apapun sebuah bangunan didirikan, ia tidak akan pernah bisa mencakar langit. Saya harus pulang pergi ke kantor kedutaan Tiongkok selama proses ini, dan selalu saja macet di jalan, kemacetan mungkin lebih kejam daripada setan memprovokasi Adam di surg sana. Di jakarta saya bertemu dengan beberapa orang Aceh, lalu mereka mengajak saya untuk makan mi Aceh. Jauh-jauh orang Aceh di Wuhan terbang ke Jakarta untuk makan mi Aceh, saya rasa hal ini tidaklah lucu.
Saya sempat pergi ke Sedayu City, ke museum Fatahillah dan tempat-tempat yang sering digunakan sebagai eksterior proses syuting film FTV. Sejatinya warga Jakarta itu baik-baik dan ramah-ramah orangnya. Orang Jakarta biasanya suka berlibur ke Bandung, di Bandung sana selain harganya murah juga memiliki panorama alam yang sangat cantik dan indah. Jadi kalau tidak suka keramaian, kemacetan, maka jangan jadikan Jakarta sebagai tempat liburan.
