Segelas Air, Pembeda Kelas
Kesetaraan dalam menikmati hidup ini menjadi keharusan karena kita sebagai bagian dari umat manusia diciptakan oleh Pencipta yang sama, yaitu Allah 'Azza Wajalla.
Pada dasarnya secara garis besar tidak ada yang membedakan diantara kita, namun ada hal-hal yang menjadi penyebab yang menjadi pembeda sehingga menjadi berbeda. Salah satu penyebabnya dikarenakan dari sikap seseorang secara keseluruhan dalam beraktivitas.
Untuk hal yang lebih ringkas dan mudah, dapat kita ambil satu contoh kasus. Satu hal tentang sikap seseorang bila berhadapan dengan segelas air. Sikap yang terlihat akan dapat diperoleh level derajat dari sikapnya hanya dengan memperhatikan ketika dia berhadapan satu gelas air.
Jika seseorang itu mempunyai ilmu dan memiliki etika dalam bersikap yang arif dan bijak tentu saja dia akan mengambil gelas itu dengan tangan kanannya.
Dikategorikan memiliki ilmu karena dia memahami dan mengamalkan berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang mengatakan;
"Makanlah dengan (mempergunakan) tangan kanan."
[Hadist Riwayat Imam Muslim].
Dan pada saat seseorang itu akan meneguk air tersebut dia mengucapkan kalimat, "Bismillaah" karena dia itu mengamalkan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam;
"Ucapkan Bismillah."
[Hadist Riwayat Imam Muslim].
Pada saat seseorang itu akan meminumnya, dia tidak meniupnya sekalipun air itu panas, karena dia mengikuti petunjuk dari Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wassalam;
"dan janganlah engkau bernafas ke dalam bejana."
[Hadist Riwayat Imam Muslim].
Dan seterusnya, ketika dia meneguk air maka dia meneguknya dengan tiga kali tegukan sekalipun boleh dengan satu kali tegukan. Mengamalkan dan mengikuti perbuatan Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wassalam ketika minum;
"Apabila beliau meneguk air dari gelas maka beliau bernafas tiga kali"
[Hadist Riwayat Imam Muslim].
Dan jika telah selesai meminumnya maka dia mengucapkan kalimat, "Alhamdulillah"
Kita hanya mempunyai kemampuan yang sangat terbatas untuk menilai, keterbatasan kita dalam menilai hanya berdasarkan takaran ilmunya saja. Kita hanya menilai dan mengukur berdasarkan takaran nominal ilmu saja.
Adapun penilaian berdasarkan iman itu sudah berada diluar dari batas jangkauan kemampuan daya nalar kita, diluar wilayah kesanggupan makhluk seperti kita. Dan bukan wewenang kita samasekali. Kemampuan menilai berdasarkan takaran keimanan itu hanya dimiliki oleh Allah 'Azza Wajalla.
Perilaku hidup dalam keseharian yang disikapi berdasarkan keinginan dari hati yang murni akan kebaikan dengan meyakini dan mempraktekkan ajaran agamanya, menyandarkan semua cita-cita dan dambaan hati hanya kepada Tuhannya adalah perilaku hidup orang-orang yang mendapatkan anugerah kedudukan kehormatan diri yang tinggi dari Allah Yang Maha Agung.
Dan hanya Allah Subhaana Wata'ala saja yang Maha Mengetahui tentang seseorang yang benar-benar memiliki level terhormat dan terpuji.
Water Glass, Class Differentiator
Equality in enjoying life is a necessity because we as a part of mankind are created by the same Maker, that is Allah 'Azza Wajalla.
Basically there is nothing that distinguishes between us, but there are things that become the differentiator that makes it different. One of the causes is because of the attitude of a person as a whole in the move.
For more concise and easy, we can take one case example. One thing about a person's attitude when faced with a glass of water. The visible attitudes can be obtained from the level of his attitude only by noticing when he is facing one glass of water.
If a person has knowledge and has an ethic in behaving wisely of course he will take the glass with his right hand.
Categorized has knowledge because he understands and practices based on the words of the Prophet Sallallaahu 'Alaihi Wa Sallam who said;
"Eat with (use) the right hand."
[Hadith Imam Muslim History].
And when somebody is gulping the water he utters the phrase, "Bismillaah" because he is practicing the words of the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam;
"Say Bismillah."
[Hadith Imam Muslim History].
When a person is going to drink it, he does not inflatable it even if the water is hot, because he follows the instructions of the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him);
"and do not breathe into the glass."
[Hadith Imam Muslim History].
And so on, as he gulped down the water, he sipped on it with three gulps, even with one gulp. Practice and follow the actions of the Prophet sallallaahu 'alaihi Wassalam when drinking;
"When he drank water from a glass he gulping three times"
[Hadith Imam Muslim History].
And when he finished drinking it he said the phrase, "Alhamdulillah"
We have only a very limited ability to judge, our limitations in judging only on the dose of science alone. We only judge and measure based on the nominal dose of science alone.
The judgment based on that faith is beyond the limits of our reasoning ability beyond the realm of the ability of beings like ourselves. And it's not our authority at all. The ability to judge by faith dosage is only owned by Allah 'Azza Wajalla.
Daily life behavior that is addressed on the basis of the desire of a pure heart for good by believing and practicing the teachings of his religion, relying on all the ideals and desires of the heart only to God is the behavior of people who get the gift of high self-esteem of God Almighty Great.
And only Allah Subhaana Wata'ala is all-knowing about someone who really has a respectable and praiseworthy level.