Sering kulit gadis jepang dijadikan icon untuk menjual produk kosmetik, entah itu lotion hingga sabun mandi. Mata mereka yang cipit juga menjadi ciri khas wajah penduduk asia di dunia. Jepang menjadi negara yang selalu saya favoritkan ditinjau dari budaya beserta tradisinya.
Tahukah kalian? Para penonton Jepang terlihat semakin elegan tatkala mereka berjibaku mengumpulkan sampah-sampah yang mengotori stadion, tepat setelah pertandingan piala dunia tadi malam. Ini lah yang membuat saya semakin kagum kepada jepang. Mereka berhasil mempromosikan diri sebagai negara bermartabat. Hebat bukan?
Waktu kecil dulu, saya sudah diajari alm.Mamak untuk membuang sampah pada tempatnya. Meskipun tempat pembuangan akhir di Indonesia belum kondusif dan belum bisa dimaksimalkan untuk dijadikan uang kembali. Indonesia sangat jauh ketinggalan dari Jepang hampir dalam berbagai hal. Termasuk masalah "sampah".
Jepang memang sangat intense menjaga kelestarian lingkungan. Terlihat dari giatnya mereka mengurangi potensi kerusakan lingkungan air akibat faktor industri, mencegah penebangan pohon berlebihan, dan memiliki jiwa survive dalam berbagai kondisi alam sejauh ini.
Terkadang, saya berpikir bahwa cerita guru sejarah waktu smp dulu benar. Langkah Jepang dalam mengumpulkan semua guru untuk membangun kembali negeri yang telah diporakporandakan oleh 2 bom atom sekaligus merupakan langkah yang sangat brilian. Artinya, mereka memprioritaskan pendidikan di atas segalanya.
Sementara itu di negeri kita, kita tidak bisa menyalahkan pendidikan. Pendidikan yang notabennya tidak dapat disamaratakan sejauh ini juga tidak melulu mempengaruhi tiap individu 100% untuk bersikap baik, termasuk menjaga kebersihan. Belum lagi, masih banyak orang terdidik di Indonesia yang masih membuang sampah sembarangan.
Padahal, salah satu tolak ukur pendidikan yang berhasil dalam suatu bagian dari belahan dunia adalah seberapa pedulikah masyarakatnya terhadap sampah. Perlakuan minimal yang bisa kita lakukan adalah menghandle sampah kita sendiri. Sudah pasti sulit menunggu seluruh individu memungut sampah di luar sana.
Sadarilah bahwa lingkungan hidup ini bisa saja memperbaiki diri sendiri (atas izin Allah), namun belum tentu manusia bisa bertahan dengan cara perbaikan tersebut.
Mari menjaga kelestarian lingkungan, seperti pedulinya masyarakat Jepang. Yuk kita buktikan bahwa pendidikan pernah mengajari cara menangani sampah.
Cerita ini terlepas dari kisah keji penyiksaan yang dilakukan oleh Jepang terhadap masyarakat Indonesia sesuai sejarah, dan kebiasaan jelek lainnya.
Terima kasih sudah membaca.
Salam pendidik.