Tak semua tamu menyenangkan, apalagi kalau wujudnya makhluk halus seperti yang datang beberapa tahun lalu di sekolah sebelah rumah. Namanya saja halus, tak terlihat wujudnya tapi nyata dampaknya.
Kejadian persisnya 2016 lalu. Saat itu seluruh siswa sedang khusyu' belajar di kelas masing-masing. Namun, ada satu kelas yang sedang latihan basket. Tiba-tiba saja bola basket melompat ke lantai 2 gedung sekolah, dan masuk tanpa permisi ke kelas 1A. Bola itu persis mengenai Dewi.
Dewi tiba-tiba berdiri dengan mata melotot, matanya kejang-kejang dan berteriak tak karuan. Dewi kemasukan 'tamu halus'. Ternyata bola basket itu menjadi kendaraan sang tamu untuk masuk kedalam tubuh Dewi.
Acara belajar pun buyar, karena para siswa berhamburan keluar.
Tak berselang lama, empat siswi lainnya ketularan. Matanya merah, melotot dan berteriak histeris. Lima siswi yang kesurupan langsung digotong keruang tata usaha di lantai dasar.
Untuk mengusir tamu halus, kepala sekolah mengundang ustazd dan paranormal. Dari kelima siswa, Dewi yang pulang paling belakangan. Dewi di antar paling terakhir karena roh halus yang masuk ke tubuh dewi susah di ajak kompromi.
Narto, paranormal yang di undang oleh kepala sekolah mengaku dapat berkomunikasi dengan tamu halus itu. 'Tamu' itu mengaku dari Pantai Selatan Jawa, yang di yakini tempat bersemayamnya Nyi Roro Kidul. Para tamu itu mampir di sekolah Dewi untuk transit sebelum memasuki wilayah Aceh. Tapi Narto tak menjelaskan untuk apa 'tamu' itu jauh-jauh datang ke Aceh. Apakah untuk study banding atau pelesir.
Setelah sekolah diliburkan dua hari, Senin berikutnya peristiwa itu terjadi lagi, tamu tak di undang itu datang lagi. Kali ini tiga siswi kelas empat yang kejang-kejang, mengoceh tak karuan dan pasti dengan mata yang mendelik.
Ke empat siswi itu di pasang telekung, diiringi dengan bacaan ayat-ayat qura'n. Lumayan, tamunya kabur, keempat siswi sembuh.
Keesokan harinya tak ada lagi yang kemasukan roh halus. Tapi pihak sekolah tetap menyiagakan ustadz dan paranormal. Bahkan, karena takut terjadi peristiwa susulan, kepala sekolah kembali meliburkan kegiatan sekolah sehari lagi, dan masuk seperti biasa pada Kamis.
Ternyata, sembilan siswi kesurupan lagi pada Kamis. Mereka kembali dapat disembuhkan setelah di pasangi telekung dan di bantu doa.
Setelah kejadian yang berulang-ulang itu, sekolah pun mengadakan wiridan setiap Jumat.
Alhamdulillah, hingga sebulan ini tidak ada lagi yang kesurupan, mungkin tamu halus itu sudah kembali setelah merayakan tahun baru di Aceh.
Ini kejadian kedua dalam 2 tahun terkhir ini. Sebelumnya akhir Januari 2018 kemarin, 20 siswa kesurupan. Saat itu, konon mereka dirasuki rombongan makhluk halus penguasa pantai barat. Di tambah dengan makhluk halus hulubalang kerajaan, dan beberapa makhluk halus disekitar sekolah. 'Kongres' makhluk halus ini sampai menumbalkan ayam hitam dan seekor kambing. Agar 20 siswa yang kerasukan bersamaan itu bisa siuman.
Banyak biaya yang dikeluarkan pihak sekolah untuk Kongres itu. Tapi, kata Kepala sekolah manfaatnya juga banyak. Kini siswa di sekolah jadi lebih sopan. Jumlah siswa yang bandel pun berkurang, mungkin takut kesurupan. Ya.. syukurlah..
Salam Manis
@only.home