Dahsyatnya Energi Membaca!

Beberapa hari ini sepupu saya yang baru tamat SMA tahun lalu sedang giat-giatnya membaca buku praktis mengejar skor TOEFL. Ia memang bermimpi untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri. Dari tahun lalu dia sudah bilang bahwa dia ingin melanjutkan S1 ke Negeri Kangguru, Australia.

Ia memilih Australia bukan tanpa alasan. Pertama, beasiswa salah satu beasiswa terpopuler di kalangan masyarakat Indonesia. Australia melalui department luar negerinya tiap tahun menyediakan beasiswa yang dikenal dengan nama Australia Awards Scholarship (AAS). kata sang sepupu, banyak anak muda Aceh yang kuliah ke Australia melalui beasiswa tersebut

Katanya lagi, untuk merebut beasiswa tersebut kita harus rajin membaca buku praktis tentang TOEFL dan IELTS. Karena kedua sertifikat berstandar internasional itu salah satu syarat wajib mendapatkan beasiswa. Beasiswa manapun juga menyertakan sertifikat TOEFL dan IELTS untuk bisa mendaftar.

Sepupu saya ini memang lebih rajin dari sepupu lainnya. Ia lebih giat membaca. Lebih rajin belajar dan mengulang semua pelajaran di rumah. Dan ia juga sangat gemar membaca buku. Buku-buku dalam postingan ini semua kepunyaannya. Saya sangat salut dengannya. Di usianya yang masih labil, ia memilih untuk giat belajar.

Namanya Farid Faqih. Ia adalah sepupu kesayangan keluarga. Selain baik, ia juga begitu pintar di sekolah. Ia yang menyadarkan saya betapa dahsyatnya kekuatan membaca. Di usianya yang baru 17 tahun lebih 3 bulan, Farid sudah tahu betul tentang perang Timur Tengah dan terkait PBB. Ia mengetahuinya karena sering membaca berita internasional dan buku-buku.

Perkara beasiswa juga dia tahu dari membaca blog seorang penerimaan beasiswa Australia tahun 2010. Di blog itulah semangatnya mengejar beasiswa membesar. Makin hari ia makin ketagihan membaca blog itu. Dari hari ke hari ia makin candu. Tapi tentu itu candu yang bagus karena bisa menambahkan wawasannya.

Suatu siang dia datang ke rumah dan membuat heboh. Katanya dia sudah pernah ke Dubai, kota modern di padang pasir nun jauh di sana. Ia menceritakan setiap detailnya. Setiap sudut kotanya dia tahu. Ia, menceritakan dengan detail seakan-akan dia baru pulang dari sana. Rupanya dia mengaku bahwa dia keliling Dubai dari buku yang ia baca.

Saya jadi tahu satu hal, membaca, sama halnya seperti menulis, memiliki energi positif yang mampu menambah wawasan seseorang. Selain itu, membaca juga menumbuhkan segala hal positif bagi seseorang. Di Steemit pun kita bisa mendeteksi mana steemian yang rajin membaca dan yang tidak. Semuanya terlihat dari postingannya. Maka, jika teman-teman ingin tulisan di Steemit selalu renyah dan enak dibaca, membacalah!