Bagitu juga diungkapkan dalam Kisah Para Rasul 26:9-11 sebagai berikut:
Bagaiamanapun juga, aku sendiri pernah menyangka bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telahe memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara setelah aku memperoleh kuasa dari iman-iman kepala, tetapi aku juga setuju jika mereka di hukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat, aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka. Bahkan sampai ke kota-kota asing.
Itulah St. Paul sebelum ia kemudian mengukir sejarah di hari-hari berikutnya yang diakui dan dimaksumkan oleh orang-orang yang mengaku penganut Isa sekarang.
Suatu ketika dalam perjalanan ke Damaskus, sebagaimana yang diceritakan oleh Lukas murid St. Paul, tiba-tiba turun cahaya dari langit yang memgililinginya St. Paul dan terdengar olehnya suara berkata: "Hai Paulus mengapa engkau memusuhiku?"
Kemudian ia berkata: "siapa engkau wahai tuan?" Tuhan berkata: "saya adalah Isa yang engkau musuhi." Lalu ia berkata dengan kebingungan :"Wahai tuhan apa yang engkau lakukan?" suara itu menjawab: "Bangun dan masuklah ke agama Kristen".Sejak itu St. paul beriman kepada Isa bahkan mengangkat Isa sebagai Tuhan. Bermula dari sebutan tuan berkembang sebutan sebutannya menjadi tuhan.
Pengakuan St. Paul bertemu dengan Isa dianggap sebagai fase pertaubatannya, namun menyisakan pertanyaan bagi para pengkaji Al-Kitab. Terdapat ketidakserasian cerita dalam Kisah Para Rasul tentang pertemuan St. Paul dengan Isa membuka wadah bagi keragu-raguan akan kisah tersebut. Ketidaksamaan cerita itu menyangkut siapa saja yang melihat cahaya dari langit; St. Paul saja atau seluruh rombongan. Yang setelah mendengar suara Isa kemudian rebah itu St. Paul saja atau semua rombongan. Dalam Kisah Para Rasul ditemukan cerita yang berbeda-beda. Ini keraguan yang diajukan oleh para peneliti Al-Kitab terkait kisah St. Paul.
