source image
Sudah tradisi masyarakat daerah istimewa aceh jika menyambut dua lebaran, baik itu idul fitri maupun idul adha melaksanakan tradisi meugang sehari atau dua hari sebelum lebaran. Meugang adalah tradisi makan daging bersama keluarga yang masih dikestarikan oleh masyarakat aceh dalam menyambut datangnya ramadhan dan dua hari raya, baik itu daging sapi atau daging kerbau.
Pada lebaran qurban tradisi ini tetap dipertahankan, walaupun kita tahu bahwa hari raya qurban akan ada sebahagian masyarakat yang mendapatkan jatah daging qurban. Namun masyarakat aceh tetap membeli daging pada saat meugang tiba. Karena sudah turun temurun dilaksanakan maka untuk memenuhi kebutuhan ini adalah sebuah keharusan.
Pada perayaan qurban kebutuhan akan pasokan sapi semakin meningkat, karena ada dua kegiatan pemotongan hewan yang hampir bersamaan, walaupun ada kegiatan qurban namun harga daging meugang dipasaran tetap tidak mengalami penurunan, itu disebabkan harga modal sapi yang mahal menjelang datangnya lebaran haji.
Bagi masyarakat aceh, walaupun harga daging mahal, namun karena sudah menjadi tradiasi tetap harus membelinya walaupun dengan mengurangi jumlah daging yang dibelinya. Karena mereka punya harapan untuk mendapatkan jatah daging qurban yang dibagikan secara cuma-cuma.
Makan daging secara bersama adalah momen yang dinantikan oleh setiap masyarakat aceh, bukan karena tidak pernah makan daging, tetapi ada nilai kekeluargaan yang sangat sakral dan penuh makna sebagai warisan yang menjadi sebuah kebahagian setiap datangnya hari-hari besar ini.
Kebersamaan bersama keluarga dalam menyambut lebaran dengan makan bersama memberi kesan yang sangat istimewa, apalagi jika ada sanak saudara yang berjauhan, ketika lebaran tiba bisa berkumpul bersama, hal seperti ini jarang terjadi pada hari-hari biasa, sehingga kebahagian dan kecerian berkumpul setahun sekali adalah fenomena dan momen terindah bagi masyarakat muslim.
Selain sebagai hari berbahagia, momentum lebaran adalah sebuah kegiatan yang bernilai ibadah bagi semua umat islam. Karena dalam merayakannya penuh dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat hasanah (baik). Dan sangat dilarang apabila momen lebaran digunakan untu ber ria-ria.
Hari lebaran adalah bentuk sebuah kesyukuran akan nikmat yang diberikan Allah Swt kepada kita ummat manusia, maka sudah sepatutnya dalam merayakannya juga harus secara islami dan jauh dari perbuatan yang maksiat.