Sebenarnya saya sangat malas berurusan dengan politik. Tapi mau bagaimana lagi, saya memiliki seorang karib yang sangat gemar berpolitik. Katanya, dia punya mimpi suatu saat menjadi seorang senator atau apalah istilahnya itu.
Saya pikir itu adalah benar-benar mimpi yang di bawah standar. Lha, kok? Iya, bagi saya, politik itu bagai kubangan penuh lumpur. Tak banyak yang "tetap bersih" saat terjun ke lumpur itu. Maka saya bilang berpolitik atau mempunyai cita-cita jadi politikus itu kotor, rendahan dan sama sekali tak keren. Kecuali beberapa orang yang memang bisa tetap baik dan tak terjerumus. Tapi jumlahnya sama sekali tak banyak.
Sejak lulus kuliah saya memang sudah bertekad untuk jauh-jauh dulu dari najis politik itu. Saya ingin menikmati hidup sebagai orang merdeka dan tak ingin cari ribut. Apalagi cari ribut demi rupiah. Itu sama sekali tak membuatmu nyaman. Mending nonton film yang bisa membuat inspirasi bangkit dan kreatifitas tumbuh seperti "3 Idiots" dan sejenisnya.
Tapi dia, seorang teman yang sudah saya kenal sejak kuliah dulu tetap ngebet ngajak diskusi politik. Tentu saja saya menolaknya. Meski begitu, dia tetap saja membahasnya. Kurang kerjaan memang.
Semalam dia telepon, dengan semangat dia bilang "Sam, APBA kali nyoe pungô lom (baca: Sam, APBA kali ini gila lagi)". Ya, tentu maksudnya tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) yang tahun ini kembali lambat diketuk palukan, sehingga disebut APBA Pungô. Pungô dalam Bahasa Indonesia berarti gila. APBA Aceh tahun ini telat disahkan. Memang biasanya cepat? Ya lambat juga.
Ya, Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) 2018 belakangan memang menjadi omongan banyak orang. Betapa tidak, meskipun sudah terlambat, namun hingga kini APBA yang berjumlah Rp 14,7 triliun itu belum juga disahkan. Luar biasa.
Alasannya? Tak ada yang pasti. Tapi menurut penuturan salah satu wakil ketua DPRA, yaitu Irwan Djohan, keterlambatan pengesahan APBA 2018 dikarenakan tidak fokusnya anggota DPRA dalam melakukan pembahasan. Sampai di sini saya ingin betul menelpon beberapa superhero Marvel untuk membasmi para dewan yang imut-imut itu. Tapi tak ada satu pun yang punya nomor pahlawan Marvel itu.
APBA Aceh selalu telat disahkan dengan berbagai alasan. Tahun ini gawat, tapi tahun lalu lebih gawat sehingga muncullah istilah "APBA Pungô" di kalangan orang Aceh. Tahun ini "APBA Pungô" tetap masih ada. Buktinya sampai sekarang Bapak-bapak dewan masih ribut-ribut saja di parlemen karena uang itu dan belum mengesahkannya.
Maka dari itu saya bilang sama teman yang menelpon tadi, "APBA kita memang selalu pungô (gila), maka tak usah dibahas lagi. Mending bahas "Steemit Caréng" (baca: Steemit Pintar) yang jelas-jelas memang positif dan membuat kita kreatif dan pintar.
Memang, jumlah anggaran untuk Seluruh Aceh tahun ini sangat "wow!!" mencapai Rp 34 Triliun Lebih. Tapi apa itu milik kita? Ya bukan. Apa kita merasakannya? Ya tidak. Jangankan bermimpi untuk dibagikan ke semua rakyat Aceh, beberapa usulan rakyat pada dewan tahun ini saja banyak yang tak disetujui alias bertanda merah. Maka tak usah repot-repot mikirin APBA yang memang terlahir untuk pungô (gila), lama-lama kita bisa gila memikirkannya.
Sekarang begini saja, kamu fokus belajar di Steemit. Kenapa? Karena Steemit itu pintar. Ia adalah salah satu media sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai positif dan membuatmu jadi kreatif. Di Steemit kamu tak bisa menipu dengan mencomot karya orang dan mengakuinya sebagai punyamu. Kenapa? Karena robot Steemit yang bernama Cheetah akan mencydukmu dengan cekatan.
Bandingkan dengan APBA. Tiap tahun kita ditipu terkait uang itu. Katanya APBA untuk rakyat, tapi yang menikmatinya hanya beberapa bigot yang wara-wiri di parlemen. Kita? Tak usah mimpi, sampai JKT48 bawa lagu kasidah pun kita tak akan pernah menikmati APBA itu. Sekali lagi saya tegaskan, jangan mimpi!
Maka dari itu, kurang-kurangi mikirin APBA yang bisa membuat pungô alias gila, mending kamu banyak baca buku lalu buat postingan keren di Steemit. Benefitnya banyak, selain kamu jadi rajin baca dan pintar menulis, kamu juga bisa mendapat rewards. Bahkan kalau kamu memang manusia beruntung sejak dari lahir, bisa jadi kamu malah dapat jodoh di sana. Siapa tahu, kan?
Jadi, sekarang saya tanya, kamu pilih APBA Pungô atau Steemit Caréng??
Dari balik telepon dia menjawab, "Aku pilih Steemit Caréng.."
Regards