Barangkali, kita tak asing dengan ujaran salah satu pemimpin mahzab yang empat, Imam Syafi'i rahimahullah yang berbunyi, "Jika kamu bukan anak bangsawan, bukan anak raja dan bukan anak seorang ulama besar, maka menulislah!"
Pun kita pasti tahu seorang penulis kharismatik negeri ini yang semua tulisannya adalah "perlawanan", penanya adalah senjata, ya Pramoedya Ananta Toer. Suatu ketika sambil menghisap kretek dan mengepulkan asap ke udara, Pram, begitu ia sering dipanggil berujar, "Menulislah agar dunia mengingatmu. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
Berdasarkan ujaran dua orang besar tersebut bisa kita simpulkan betapa sakralnya perkara menulis itu. Jika bukan karena teks-teks yang ditulis oleh orang-orang hebat masa lalu, barangkali kita tak sepintar ini. Tanpa ilmu-ilmu yang diikat dengan tulisan oleh penulis dan pemikir zaman dulu, mungkin kita tak ubahnya hanya zigot yang mati segan hidup ditolak tanah. Tanpa ilmu yang ditulis oleh para pemikir itu, barangkali kita sudah tersesat ke zaman paling kelam. Maka berterima kasihlah pada penulis-penulis yang telah mengorbankan waktunya untuk menulis semua pelajaran hidup yang membuat kita lebih bermartabat hari ini.
Sayyidina Ali radhiyallahu anhu berkata, "Ikatlah ilmu dengan tulisan". Ini tentu pesan tersirat yang tak mungkin terbantah. Bahwa tanpa menulis seseorang akan susah merawat ingatan-ingatanya. Maka setiap pemikir pasti selalu menulis ide-ide dan gagasannya secepat mungkin sebelum mereka lupa.
Di Steemit pun demikian. Kamu memiliki ide mentereng malam ini untuk sebuah postingan, namun jika tak segera menuliskannya bisa jadi satu jam kemudian kamu akan lupa dengan ide tersebut. Akhirnya malam ini kamu melewatkan tanpa membuat satu postingan pun. Maka ketika kamu membaca postingan ini dan memiliki ide segera tulis!
Saya mesti bersyukur karena berada di tengah orang-orang yang "memaksa" saya untuk terus menulis. Entah itu menulis riset yang memang sedang saya kerjakan, atau menulis beberapa puisi untuk teman yang sedang pedekate. Meski hanya tulisan ringan, menulis tetap membuatmu lebih berenergi dan menjadikan kanal-kanal ilmu pengetahuanmu terbuka secara teratur.
Saya tak ingat kapan pertama kali menulis. Beberapa orang dekat mengatakan bahwa tulisan pertama saya adalah saat kelas 2 SD dulu. Saat itu saya menulis surat untuk guru bahwa besok saya berhalangan hadir ke sekolah karena sakit. Dan ajaibnya saya diberi izin oleh guru saat itu. Mungkin karena saya memang sedang hoki atau semacamnya. Yang pasti sejak saat itu saya terus menulis jika ada waktu luang dan ketika ada ide cemerlang.
Saya pernah membaca sebuah buku yang di dalamnya ada kutipan unik, "Membaca dan menulis adalah olahraga bagi otak". Saya sangat setuju dengan kutipan tersebut. Karena ketika kita membaca dan menulis, otak akan berfungsi lebih baik dan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi orang-orang yang meluangkan waktu membacanya. Jadi, sudah menuliskah kamu hari ini??
Regards