Dehidrasi adalah kondisi kekurangan cairan didalam tubuh akibat pengeluaran yang melebihi asupan. Meskipun yang hilang terutama cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit. Dehidrasi sangat berbahaya, bahkan mengancam jiwa. Kondisi ini dapat menyebabkan keram atau kejang pada otot.
Saat mendaki kita rentan mengalami dehidrasi, terutama akibat faktor berikut ini :
- Bernapas dengan mulut, uap air yang keluar lebih banyak dibandingkan bernafas dengan hidung.
- Kerja otot yang tidak teratur sehingga memicu kontraksi berlebih yang menyebabkan tubuh menjadi panas dan berkeringat.
- Kondisi cuaca yang dingin sehingga menyebabkan sering kencing.
- Kondisi cuaca yang terlalu terik atau menggunakan pakaian terlalu hangat, sehingga menyebabkan keringat.
- Cuaca dingin menyebabkan kita sedikit minum, karena tak merasa haus.
Gejala dehidrasi biasanya meliputi :
- Mulut kering
- Bagian ujung-ujung jari terasa kebas
- Otot menjadi kaku
- Berkurangnya keringat
- Mual dan muntah
- Menurunnya kesadaran disertai halusinasi
Jika kita terlanjur sudah terkena dehidrasi maka pada prinsipnya adalah kita harus menggantikan cairan yang hilang dengan yang baru, minum dan minum. Bila sudah masuk gejala nomor tiga, tambahkan garam dan gula dalam minuman. Atau lebih baik konsumsi minuman berelektrolit. Bila sudah sampai gejala nomor 5 bahkan harus melalui infus.
Lalu bagaimana mencegah dehidrasi?
- Minum secara berkala dalam jumlah sedikit lebih baik daripada minum dalam jumlah besar di satu waktu, karena akan membebani ginjal.
- Minumlah 3-4 liter setiap hari, bahkan hingga 6 liter bila mendaki gunung diatas 4.000 mdpl.
- Atur ritme berjalan, berjalanlah dengan santai.
- Gunakan pakaian yang tepat sesuai kondisi cuaca.
- Upayakan bernafas dengan hidung.
Nah gitu aja.. Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat ya..
Gunung Indonesia
@steem.eat