Ini cerita tahun lalu, satu bulan setelah pernikahanku. Bengkulu masuk musim durian, iyes. Walaupunharganya masih lumayan mahal untuk Bengkulu, Ibu dan Ayah minggu kemarin nekat beli durian di Pasar Pagar Dewa. Katanya merekakepingin makan durian. Jadilah kami sekeluargaberangkat dengan penuh semangat.
Informasi nih, sebenarnya aku sangat suka dengan durian, tapi karena baru menikah ibu melarangku makan durian. Katanyadurian itu panas, kurang bagus untuk orang yang baru sudah menikah dan merencanakan memiliki keturunan, hiks….eh tapi itu bener ga sih? Hmmmmm…..
Mereka membeli 7 buah durian. Ia, untuk kami sebagai kelarga penggemar durian, 7 buah durian itu sedikit. Kakek dulu punya kebun durian, kalau panen bisanya kami bisa makan sepuasnya (nostalgia).
Sampai di rumah durian langsung diserbu, pokonya habis tak bersisa. Kalau katamereka buah durian adalah salah satu nikmat dunia. Tapi banyak lho temanku yang ga suka dengna durian, sayang banget mereka ga bias menikmati salah satu kenikmatan dunia. Seusai anggota rumah membantai durian tersisala biji-biji durian yang sudah bersih dari dagingnya.
Kalau di tempat kalian biji durian digunakan untuk apa?
Kalau kami di Bengkulu biji durian itu bisanya direbus untuk cemilan, enak lho. Membuatnya juga gampang. Biji durian yang sudah bersih dari dagingnya dicuci bersih, lalu rebus dengan air secukupnya. Masak hingga lembut. Setelah lembut matikan kompor dan tiriskan biji durian.
Dulu biasanya aku dan adik-adik makan biji durian ini dengan rebutan. Rebutan membuat makan biji durian jadi seru.
Oh iya, sebagai informasi, rebusan biji durian agal sedikit berlendir, hal ini membuat tidak semua orang suka makan biji durian.
Tapi untuk kami rebusan biji durian enak lho, bener, coba deh :)
