Secara empirik yang ku ketahui sebagian besar masyarakat Aceh pernah duduk merasakan dunia balai pengajian. Biasanya melaksanakannya pada ba'da Dzuhur atau ba'da magrib, terkadang ada pula pada sepertiga malam.
Seperti yang diketahui juga Seorang Tengku(Ustadz) menyurah kitab dan santriwan/ti mendengarkannya. Setelah itu barulah bertanya dan dijawab oleh Tengku(Ustadz) tersebut.
Setiap pertemuan pastinya membahas tentang satu bab dan akan disyarahkan oleh Tengku(Ustadz). Pernah masa itu balai pengajian terisi penuh selama dua minggu. Tidak seperti biasanya satu atau dua orang minimal berhalangan tidak berhadir dengan pelbagai macam alasan.
Namun selama dua minggu itu balai pengajian penuh dengan Jamaah. Terasa aneh memang, Teungku berkata; kenapa minggu minggu ini sangat rajin kalian mengaji? Biasanya pasti ada yang berhalangan tidak bisa hadir. Rupanya, usut punya usut bab yang sedang dibahas tentang bab pernikahan. Santri menjawab; karena bab nikah Teungku(Ustadz). Hahaha gelak tawa pun menghiasi suasana pengajian malam itu.
Semalam kami di GSB secara bersama kembali berefleksi dan kembali bernostalgia dengan Bab Nikah. Namun bedanya kami menyurahnya secara bersama-sama menyambung jembatan berpikir. Memang sangat menggeletik untuk membahas bab ini. Geli geli sadap gituh.
Semoga hal hal yang dilarang dalam bab nikah itu tidak terjadi nantinya dalam biduk rumah tangga kawan kawan sekalian.
Sepenggal rangkuman GSB, 19-20 februari 2018, Asrama Sultan Iskandar Muda (Ponco)
Sekian