Kita ini tak lebih dari seorang hamba yang fakir. Ia Dzat nirmustahil. Kita hanya bisa menerima segala ketetapan Rabbana dalam keadaan lata. Hanya penerima Maka perkara cinta dan rindu, kepada-Nyalah kita mengadu. Sebab sungguh sebagai hamba kita tak pernah punya penawar ampuh.
Jika kau kata obatnya sebatas temu, misal Tuhan kembali buka pintu rindu sedetik setelah itu, apakah kita akan terus berdua sepanjang waktu? Jika dibuat rindu kita keterlaluan dan tak pernah ingin jauh barangnya, sungguh itu kutuk yang tak terampunkan. Maka pintalah pada-Nya dan berbahagialah kita yang diberikan rindu yang alakadar. Cukup untuk disimpan dan dilunaskan setelah kita diikat keabsahan. Di bawah restu jagad raya, ditatap gelora bahagia semua mata.
Jika rindu kasih lahir Aku labuhkan doa-doa ke Arasy. Tentu saja aku tidak tahu doa-doa pendosa ini akan tiba di sana baik-baik saja atau malah dia datang serupa seorang tunawisma. Itu tidak penting. Aku sudah maumu doa-doa sebagai kawal jaga: setelah itu aku tenang dan kembali ke riba kelana.
Rindumu tak pernah abai. Ia telah menjadi pedang dalam perangku, jadi ruh dalam tubuhku. Hanya jika rindu aku aku berani bangkit, menalak sakit, memberontak pada pami. Rindu gua aku yang berani: menjadi martir di padang laga, menjadi perisai bagi serang pelor duka lara, menjadi pengelana yang mencari mustika. Kelak mustika itu akan kupasangkan di kepalamu sebagai tanda kau telah tak takdir ratu. Di sana kau akan paham bagaimana kubalas kekejaman rindu yang sekian lama menderamu: merajamku.
Sekian dari saya , terimakasih telah singgah dan membaca , follow me @mhdfadhal
Salam komunitas steemit nanggroe
Chapter Aceh Utara
