Kopi gayo yang pada saat ini sudah mulai mendunia menjadi semakin populer di kalangan masyarakat. Harga kopi yang pada awalnya murah, semakin hari semakin mahal. Para petani kopi merasa sangat senang akan kenaikan harganya. Meskipun mereka kurang mengerti hanya berapa persen dari harga pasar global yang mereka dapatkan.
Mayoritas pencinta kopi adalah laki-laki. Maka saya akan bercerita sedikit tentang kopi dari sudut pandang saya sebagai perempuan.
Saya merasa sangat bahagia ketika melewati perkebunan kopi yang berada pada masa berbunga. Warnanya yang putih, indah menyelimuti hijaunya dedaunan. Harumnya yang semerbak memanggil lebah-lebah untuk menghisap sarinya.
Hari ini saya melihat salah satu kebun kopi yang pada saat ini sudah mengakhiri masa berbunganya. Dari proses berbunga yang kurang lebih berlangsung satu minggu.
Bunga-bunga mulai berganti warna menjadi putih kecoklatan. Ketika tumbuhnya putik-putik kopi sebesar biji ketumbar. Hari berganti hari, minggu berganti minggu putikpun mulai tumbuh besar menjadi kopi remaja dan dewasa.
Proses ini berlangsung kurang lebih tujuh bulan.
Sampai akhirnya para petani kopi mulai memasuki masa panen.
Di hari libur, ketika masa panen tiba, tidak ada yang namanya "stay at home" bagi kami petani kopi. Dengan semangat yang luar biasa kopi pun dipanen. Buah-buah kopi yang sudah memerah mulai dipetik.
Betapa besar kuasa Allah SWT yang telah menciptakan pohon yang sangat bermanfaat ini. Bunganya yang indah harum mewangi. Buahnya yang tersusun rapi di setiap ranting, yang dijadikan minuman nikmat. Siapa sangka buah ini sangat diminati hampir semua orang, terutama bagi para pencinta kopi.