Hempz sebenarnya hari ini aku juga menyapamu, tetapi melalui alat yang berbeda. Jika dulu aku menyapamu lewat WA maka hari ini aku akan melakukannya dengan cara yang tak sama.
Tadi pagi, ketika jalanan masih sepi, burung meracau memecah sunyi. Angin berlalu menyapaku. Sudahkah ia menemuimu saat ini? Aku menitipkan sesuatu padanya dan mungkin ia lupa menyampaikan padamu atau kau yang tidak ingin tahu tentang apa yang kutitipkan untukmu?
Jika memang pesan yang kutitipkan pada angin tak sampai padamu. Lain kali aku tidak akan mempercainya lagi. Aku akan mengatar setiap pesan langsung ke rumahmu.
Hey, Kau tahu? Malam ini aku masih mengotak-atik layar bercahaya, mencari namamu, lalu membaca pesan-pesan terdahulu. Aku tersenyum membacanya bahkan kerap tertawa. Kau lucu apalagi ketika kau ramu kata-kata yang merayu. Namun, ekspresiku kembali lesu ketika tidak ada satu pun pesan dari kontakmu. Haruskah aku yang memulai lebih dulu? haruskan aku memacu kuda-kuda rindu agar mengizinkan temu.
Aaah. Kau payah! bukan kau tapi aku.