KBRN, Lhoksukon : Tersangka Polisi Gadungan mengaku sebagai anggota Polres Aceh Utara, dan tengah ditugaskan untuk melihat perkembangan dana desa serta melakukan pemerasan dengan cara meminta uang minum ke sejumlah Keuchik di Kabupaten Aceh Utara bertambah.
Sebelumnya pihak kepolisian berhasil mengamankan pria berinisial HN (30) asal Gampong Meunasah Nga, Matang Ubi, Kecamatan Lhoksukon, ditangkap pada 4 Februari lalu, setelah petugas Polsek Seunuddon menerima laporan dari Zulkifli Keuchik Gampong Alue Kiran, Kecamatan setempat.
Sedangkan MY (44) pria asal Gampong Matang Kumbang Kecamatan Baktya, yang telah ditetapkan Daftar Pencari Orang (DPO) atas kasus yang sama, diitangkap beberapa hari setelah petugas melakukan pengembangan dan penyelidikan dari tersangka HN.
Kapolres Aceh Utara AKBP Ahmad Untung Sangaji melalui PJ Kasat Reskrim Ipda Wisnu Bramantio dalam konfrensi pers,Selasa (13/2/2018) mengatakan, aksi pemerasan dan penipuan terhadap terhadap 11 Keuchik di tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Tanah Jambo Aye, Seunudddon dan Baktiya, sudah dilakukan sejak Desember 2017 hingga Februari 2018.
“Untuk memuluskan aksinya, modusnya selama ini mengaku sebagai anggota Polres Aceh Utara yang ditugaskan untuk melihat perkembangan dana desa dan meminta uang minum kepada sejumlah Keuchik, uang yang diminta bervariasi mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 100 ribu, “jelas Ipda Wisnu Bramantio. Selasa (13/2/2018).
Dikatakan dalam kasus ini, penyidik teah memeriksa belasan saksi, kini kedua tersangka sudah diamankan di Mapolres Aceh Utara guna proses penyelidikan leih lanjut. selain itu pihaknya turut mengamankan sejumlah bukti diantaranya satu Unit sepeda motor honda Beat, dua Unit Hanphone dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 600 ribu.
“Kedua tersangka dapat dijerat pasal 378 Jo pasal 65 KUHP tentang penipuan dan pemerasan dengan hukuman diatas empat tahun, maka dari itu kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah mempercayai pengakuan seseorang oknum warga yang mengatasnamakan dirinya sebagai anggota “ terangnya (FUL/MS)