Selamat malam semua, bagaimana siang tadi apakah hasilnya memuaskan atau sedikit/mengecewakan? Tenang saja, masih ada hari esok yang lebih cerah.
Aku akan tetap berdoa semoga besok pembaca di lipat gandakan rejekinya, amin.
Yang penting semangat dan tak kenal capek.
Tak kenal capek???? Jangan terlalu di tanggapi omongan saya itu, mana ada badan yang selalu fit.
Gunung yang keras saja bisa meletus, apa lagi badan yang isinya tulang dan otot!?
Bohong! Kalau ada orang yang bisa berkata tak kenal capek dan anti sakit. Seperti saya saat ini, yang merasakan badan saya lemas dan tulang terasa linu. Anda tahu kenapa?
Ini karena asupan makanan yang saya konsumsi setiap hari kurang lemak, protein untuk ototku. Kalsium dan zat besi yang untuk doping tulangku.
Untuk itu kita perlu sesekali makan atau minum yang kadar gizinya tinggi. Anda bisa mendapatkannya di telur atau susu.
Bukan akan membanggakan produk daganganku. Dan aku bersyukur bisa mengatasi pegalku dengan mengkonsumsi susu Pasteurisasi.
Kalau anda ke Super market, aku jamin tak akan bisa mendapatkan susu pasteurisasi. Alasannya sederhana, karena susu pasteurisasi memiliki masa kadaluarsa yang lebih rendah di bandingkan susu UHT yang ada di pasar bebas.
Susu Pasteurisasi yang saya minum memiliki masa kadaluarsa atau expired time satu minggu dan itu pun harus di simpan di lemari es atau refridgerator.
Buat yang sudah tahu mungkin paham kenapa susu Pasteurisasi lebih pendek masa kadaluarsanya, ini karena proses pemasakannya yang lebih cepat hanya sekitar 10-18 detik dengan suhu yang rendah. Pemrosesan dengan suhu yang rendah inilah mengakibatkan bakteri tak di basmi habis, makanya susu Pasteurisasi cenderung aktif berubah rasa dan warna saat di luar lemari pendingin dalam jarak lebih dari satu jam.
Tapi yang belum tahu, banyak yang mengatakan susu Pasteurisasi hampir expired atau hampir kadaluarsa. Sepertinya pemahaman mereka perlu di bedah, karena pemahaman mereka sering menyakitkanku.
Barang kali ada yang ingin membaca ulasan perbedaan antara susu Pasteurisasi dan susu UHT, anda bisa mengunjunginya di https://www.halodoc.com/artikel/susu-uht-dengan-susu-pasteurisasi-apa-bedanya
Bukan aku malas menulis, tujuanku supaya pembaca lebih percaya dengan apa yang aku tulis.
Kembali ke rasa pegalku, aku mengkonsumsi susu Pasteurisasi kalau badan ini capek dan lemas, seperti malam ini. Aku sadar kondisi badanku yang kurang bagus daya tahan tubuh saya, jadi aku tak mau mengkonsumsi susu yang dingin.
Terpaksa saya masak hangat dalam temperatur yang rendah. Karena kalau aku masak dalam temperatur panas, bisa di pastikan protein dan kandungan gizi yang lain juga akan rusak.
Usaha saya supaya kandungan gizinya tetap baik, aku memasaknya dengan suhu yang rendah. Dan rasanya tidak berubah.
Barang kali ada yang sedang merasa pegal, cara saya mengatasinya bisa anda praktikan sekarang juga.
Selamat mencoba sebelum anda tidur dan rasakan perbedaannya setelah bangun pagi.
Terima kasih semoga tulisan saya bermanfaat untuk orang banyak, amin.