Terima Kasih Yari
Selasa 09 Juli 2019, seharian tidak pergi kemana-mana. Rutinitas pagi ini setelah shalat, masak nasi, mencuci dan tentu tidak lupa absen ke kantor. Ini wajib, jika tidak absen maka akan dihitung tidak hadir. Setelah itu, kembali ke laptop untuk menyelesaikan beberapa paragraph artikel yang hampir rampung. Artikel yang sedang aku kerjakan adalah “Mambangun Komunikasi Perdagangan Aceh-Iran”.
Beberapa hari yang lalu, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry mengadakan seminar Internasional dengan mengangkat tema Komunikasi Antarbudaya Asia Tenggara dan Asia Barat. Pemateri yang mengisi seminar antara lain Prof. Abdulmajid Hakimollahi selaku Islamic Culture Centre. Mohammad Hassan Tawakoli selaku Head of Economic Iran Embassy . Dari kalangan akademisi ada Prof Yusny Saby. Dari kalangan praktisi film ada Fauzan Santa. Dari Kadin Aceh Bapak Budiman Makmur.
Setelah melihat Iran yang memiliki potensi yang begitu canggih dalam berbagai bidang terutama bidang nanoteknologi, Aceh juga memiliki sumer kekayaaan alam yang begitu besar sehingga perdagangan ini seharusnya dapat terlaksana dengan baik. Iran akan mensupport Aceh secara komprehensif selama Aceh siap dalam segala keadaan. Menyimak seminar yang berlangsung hingga siang hari itu, membuat saya menulis sebuah artikel yang didukung oleh Bapak Azman. Selama ini saya belajar dari beliau dalam proses pengerjaan artikel sederhana ini.
Jadilah saya selama tiga hari terakhir berkutat dengan artikel dan laptop. Siang tak terduga, teman saya yang bekerja di Harian Serambi Indonesia mengunjungi saya dan betapa terkejutnya saya dia memberikan saya sejumlah uang sebagai rasa terima kasih atas rezeki yang ia terima. Saya bukan bermaksud ingin pamer akan kebaikan Yari, tetapi saya belajar satu hal, ketika semua dilakukan denggan ikhlas dan tak berharap apapun, maka Allah punya begitu banyak kejutan untuk saya. By the way rezeki yang ia titipkan saya beli buku supaya bermanfaat. Terima kasih.