Akhirnya selesai juga novel ini dibaca. Saya mendapatkan buku ini saat pembukaan acara Borobudur Writers and Cultural Festival 2019 lalu di salah satu meja bazaar buku. Di antara buku-buku langka lainnya, tentu saja buku ini mencuri perhatian saya dan tanpa perlu berpikir dua kali, segera saya sambar.
Novel Topeng mengisahkan kisah cinta yang sepertinya sederhana tapi dikemas cantik, bahkan untuk setiap kegetiran dan kecemasan tokoh aku ketika meyakinkan dirinya sendiri akan cinta yang dijalani antara dosen dan mahasiswanya.
Pada beberapa bagian, ketika penulis menyebutkan bagaimana sang kakak (yang mantan jenderal) menulis surat panjang atau mengomeli tokoh aku, saya membayangkan satu sosok dalam keluarga dan tidak bisa melepaskan fiksi ini dari dunia nyata.
Kenapa saya memberi rating bintang lima di Goodreads (yang jarang saya lakukan)? Bukan karena nepotisme atau subyektivitas, tapi gaya penceritaannya yang menyelipkan banyak pengetahuan di sana-sini (tentang bagaimana kultur Jepang, Eropa, dan Asia), juga banyak lirik lagu atau puisi dalam bahasa Perancis yang sederhana tapi terasa seksi.
Saya tentu saja menarik napas panjang setelah menamatkannya.
Rasanya, saya akan memulai meneruskan menulis novel setelah membaca ini.
Dear Aki Adjo, seperti puisiku yang telah sampai di Perancis, kelak novelku menyusul mengunjungi benak para pembaca.