IDUL ADHA kali ini, saya berlebaran di Lembaga Pemasyarakatan Lhoknga, Aceh Besar. Penjara untuk anak, remaja, dan kaum perempuan yang tersandung hukum.
Ini kali kedua saya masuk penjara, di luar pekerjaan lama sebagai jurnalis. Sebelumnya, tidak terhitung saya masuk penjara atau beberapa lembaga pemasyarakatan yang ada di Aceh.
Ramadhan lalu, saya juga ditakdirkan masuk penjara Lhoknga. Banyak remaja dan kaum perempuan menghabiskan masa hukuman di LP ini. Beragam kasus yang menyebabkan saudara kita ini ada di dalam jeruji besi dengan dinding tembok tinggi menjulang.
Di balik jeruji ada taman luas, kantin, dan mushala. Beberapa perempuan yang sedang menjalani masa tahanan, sebagian di antaranya saya kenal. Untuk kasus-kasus besar yang biasa muncul di media saya mengenal baik wajah mereka.
Idul Adha kali ini, saya berbagi beberapa hal berkait pengetahuan manusia--dan potensi yang ada padanya-- dengan jamaah shalat Idul Adha. Hujan deras di luar mushala At Tawwabin, menjadi saksi Idul Adha kali ini dalam dingin dan khusyuk.
Manusia, dicipta kali pertama dengan sebutan "Basyar" bukan insi, insan, naasun, atau bani adam.
Al Hijr: 28 : "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan basyar (manusia) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk."
Basyar bermakna makhluk berkulit dan berperangai lembut. Tetapi, pada Basyar juga ada sifat pada dua sifat makhluk yang Allah SWT ciptakan sebelumnya. Sifat cahaya sebagai cikal bakal penciptaan manusia dan api yang menyala-nyala sebagai dasar penciptaan jin.
"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian.” (HR. Muslim)
Malaikat itu bersifat nur, cahaya. Ianya tetap tunduk dan patuh kepada perintah Allah SWT. Tiada potensi maksiat kepada Allah SWT, mereka senantiasa mengagungkan Rabb Nya. Tiada malaikat yang korupsi ayat atau Kalam Allah saat diturunkan kepada Nabi. Tiada malaikat yang salah mengirimkan rezeki sebagaimana diperintahkan.
Kita tidak pernah mendengar Malaikat salah ketik mencabut nyawa manusia. Ianya senantiasa dalam ketaatan.
".... yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Q.S: (At Tahrim[66]: 6)
Hewan diciptakan padanya hanya ada unsur nafsu. Tiada padanya ketaqwaan atau berbuat kebaikan sebagaimana lazimnya manusia.
Sapi berkeliaran di sepanjang jalan USAID Calang Aceh Jaya hingga kawasan Meulaboh, tak berbusana. Tiada malu akan ianya. Meski dilihat oleh manusia yang hilir mudik di jalanan.
Ayam buang kotoran di mana saja, tiada malu akannya. Begitulah binatang diciptakan Allah SWT.
Manusia karena memiliki sifat sebagaimana yang ada pada malaikat dan jin, maka pada manusia akan ada dua potensi cahaya dan kemarahan (api menyala-nyala bahan dasar ciptaan jin).
Manusia jujur, tetapi jangan lupa akan ada padanya potensi Dusta. Manusia rendah hati, tetapi jangan lupa akan ada padanya potensi sombong. Manusia baik, tetapi jangan lupa akan ada potensi jahat akan ianya.
Bagaimana menjaga fitrah baik dan potensi taqwa agar senantiasa ada pada diri kita? Perbaharui keimanan dengan terus ingat kepada Allah SWT, ingat bahwa semua tingkah laku amal kita dilihat Nya, malaikat pencatat amal tidak akan salah menulis catatan harian manusia.
Semoga kita bisa terus memaksimalkan potensi 'nur' kebaikan sebagaimana bahan dasar penciptaan yang juga ada pada kita.
Semoga kita dijauhkan dari terpakainya energi jahat, potensi api yang menyala-nyala yang menjerumuskan kita pada penyembahan atas berhala nafsu.
Duhai Allah.... Yang Maha Melihat ampuni dosa kami
Duhai Allah ... Yang Maha Mendengar
Terimalah taubat kami.
Duhai Allah ... Yang Maha Rahman ringan lidah kami menyebut asmamu kelak, laa ilaaha Illa Allah ...saat Ijrail datang memanggil....
Penjara Lhoknga, 23 Agustus 2018